Senin, 25 Mei 2015

STUDI TENTANG POTRET SISTEM PENDIDIKAN DI AFRIKA SELATAN MAKALAH

STUDI TENTANG POTRET SISTEM PENDIDIKAN
DI AFRIKA SELATAN
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah         : Perbandingan Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Muhlisin, M. Ag





Disusun Oleh :
Zulfa maromi             (2021112128 )
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2015





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latarbelakang Masalah

Republik Afrika Selatan  adalah sebuah negara di Afrika bagian selatan. Afrika Selatan bertetangga dengan Namibia,Botswanadan Zimbabwe diutara,Mozambik dan Swazilnd di timur laut. Keseluruhan negara Lesotho terletak di pedalaman Afrika Selatan.
Pada masa dahulu, pemerintahan negara ini dikecam karena politik 'Apartheid'nya tetapi sekarang Afrika Selatan adalah sebuah negara demokratis dengan penduduk kulit putih terbesar di benua Afrika. Afrika Selatan juga merupakan negara dengan berbagai macam bangsa dan mempunyai 11 bahasa resmi. Negara ini juga terkenal sebagai produsen berlian, emas dan platinum yang utama di dunia.


B.     Rumusan Masalah
Dari latarbelakang masalah yang ada, maka berikut rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain :
1.      Bagaimana potret system pemerintahan di Afrika Selatan ?
2.      Bagaimana kondisi demografi dan potensi income negara di Afrika Selatan?
3.      Bagaimana filsafat pendidikan dan orientasi pendidikan di Afrika Selatan ?
4.      Bagaimana kebijakan di bidang pendidikan agama di Afrika Selatan?
5.      Bagaimana kebijakan di bidang manajemen pendidikan formal di Afrika Selatan?
6.      Bagaimana dinamika dalam pengembangan kurikulum di Afrika Selatan ?
7.      Bagaimana pengembangan  pendidik dan tenaga kependidikan di Afrika Selatan ?
8.      Bagaimana pembiayaan pendidikan di Afrika Selatan ?

BAB II
PEMBAHASAN
AFRIKA SELATAN

1.      Potret Sistem Pemerintahan
Bentuk pemerintahan Afrika selatan adalah Republik dengan dikepalai oleh Presiden. Afrika Selatan menerapkan sistem politik demokrasi anti-apartheid. Bentuk negaranya adalah kesatuan dan pemerintahan republik. Sistem pemerintahan di Afrika Selatan adalah presidensil. Parlemen di Afrika Selatan terdiri dari dua bagian, yaitu majelis nasional dan dewan nasional provinsi. Setiap provinsi di Afrika Selatan mempunyai satu penggubal undang-undang negeri dan Majelis Eksekutif yang diketahui oleh seorang Perdana Menteri atau ‘Premier”.
            Kedudukan presiden di Afrika Selatan memegang dua jabatan yaitu sebagai kepala negara dan juga kepala pemerintahan. Ia dipilih sewaktu Majelis Nasional (National Assembly) dan provinsi-provinsi Nasional (National Council of Provinces) bergabung. Lazimnya, Presiden adalah pemimpin partai mayoritas di parlemen.
            Kedudukan DPR/Parlemen di Afrika Selatan terdiri dari dua bagian, yaitu Majelis Nasional dan Dewan Nasional Provinsi. Majelis Nasional adalah majelis rendah dari parlemen Afrika Sselatan yang terletak di Cape Town, Western Cape Provinsi. Sedangkan Dewan Nasional Provinsi adalah dewan pemerintahan yang berada ditingkat provinsi.
            Sistem pertanggungjawaban menteri Afrika Selatan menggunakan kabinet presidensial. Dimana kabinet presidensial adalah suatu kabinet yang pertanggungjawaban atas kebijaksanaan pemerintah dipegang oleh presiden. Presiden merangkap jabatan sebagai kepala pemerintah, sehingga para menteri tidak bertanggung jawab kepada parlemen/DPR, melainkan kepada presiden.[1]
2.      Kondisi Demografi dan Potensi Income Negara
a.      Geografis
Afrika Selatan terletak di 29° 00' S, 24° 00' T. Luas kawasannya adalah 1.219.912 km² termasuk Pulau Robben dan Kepulauan Prince Edwards (Pulau Marion dan Pulau Prince Edward). Afrika Selatan bersebelahan dengan Samudra Atlantik di pantai barat dan Samudra Selatan dan Samudra Hindia di pantai timur.
Afrika Selatan mempunyai iklim yang berbeda-beda. Di barat daya negara ini, iklimnya adalah Mediterania, di kawasan pendalaman ia beriklim sederhana, dan di timur laut iklimnya adalah subtropis.
Afrika Selatan merupakan sebuah negara yang kaya dengan bahan tambang bernilai seperti emasplatinum dan berlian. Bahan tambang semula jadinya termasuklah emas, kromium, antimoni, arang, biji besi, manganese, nikel, fosfat, biji timah, uranium, berlian, platinum, kuprum, vanadium, garamgas asli.

b.      Demografi

Demografi di Afrika Selatan dibagi menjadi empat kumpulan utama yaitu: orang kulit hitam, orang kulit putih, orang berwarna (orang dari Asia atau berdarah campuran) dan orang berbangsa India.
Kaum yang terbesar di Afrika Selatan adalah kaum pribumi berkulit hitam yaitu 77% jumlah penduduk di sini. Penduduk kulit hitam terdiri dari masyarakat majemuk yang dapat diklasifikasikan kepada empat kelompok etnis berdasarkan kepada bahasa masing-masing. Kelompok yang terbesar yaitu 50% penduduk Afrika di sini adalah yang berbahasa Nguni termasuk bangsa Ndebele, Swazi, Xhosa dan Zulu. Kelompok yang kedua terbesar adalah yang berbahasa Sotho-Tswana, termasuk beberapa bangsa Sotho, Pedi, dan Tswana dan merupakan mayoritas di kebanyakan kawasan Highveld. Dua kelompok yang terakhir adalah Tsonga, atau Shangaan, yang tertumpu di Utara dan wilayah Mpumalanga, dan Venda, yang juga tertumpu di wilayah utara Afrika Selatan.
Kaum kulit putih terdiri dari 11% penduduk di sini, yang berbangsa Belanda, Perancis, Inggris dan Jerman. Kebanyakan orang Eropa di negara ini adalah keturunan penjelajah-penjelajah awal di koloni Cape. Terdapat juga kelompok minoritas Portugis — kelompok pertama dari keturunan penjelajah Eropa yang awal, manakala kelompok kedua keturunan budak Belanda yang datang dari Indonesia.
9% dari penduduk Afrika Selatan terdiri dari bangsa berwarna atau coloured. Bangsa ini termasuk kelompok yang kawin campur dan juga pendatang Asia, yang dibawa masuk untuk bekerja sebagai kuli di Natal. Manakala, 3% lagi terdiri dari bangsa India yang berasal dari pedagang-pedagang India.
c.       Potensi Income Negara
Afrika Selatan adalah sebuah negara maju dengan penduduk yang berpendapatan sederhana. Negara ini kaya dengan bahan tambang terutamanya bahan tambang bernilai tinggi seperti emas, platinum dan berlian. Ia juga mempunyai sistem keuangan, perundangan, telekomunikasi, energi, infrastruktur yang maju dan modern. Bursa sahamnya di Johannesburg begitu aktif hingga pernah berada di urutan ke-10 terbesar di dunia.
Sejak kedatangan Inggris di sana, ekonomi negara bergantung kepada sektor pertambangan. Tetapi beberapa dasawarsa yang lalu, kegiatan tersebut telah digantikan oleh sektor produksi. Sektor industri Afrika Selatan yang sangat maju, dan merupakan ekonomi ke-25 terbesar di dunia. Dengan hanya 7% penduduk dan 4% jumlah kawasan keseluruhan Afrika, Afrika Selatan mengeluarkan lebih sepertiga produk dan jasa di Afrika, dan hampir 40 % pengeluaran industri di Afrika. Bahan komoditas yang diekspor: alat-alat mesin, makanan dan peralatan, bahan kimia, produk petroliam dan peralatan ilmiah

d.      Peta Afrika Selatan





3.      Filsafat Pendidikan dan Orientasi Pendidikan
Di Afrika Selatan, masa persekolahan adalah selama 13 tahun - atau tingkat. Namun, tahun pertama pendidikan atau tingkat 0 dan tiga tahun terakhir yaitu dari tingkat 10 hingga tingkat 12 (juga dipanggil "matric") tidak diwajibkan. Kebanyakan sekolah dasar menawarkan tingkat 0. Tetapi tingkat ini dapat juga dibuat di TK. Lazimnya untuk memasuki universitas, seseorang wajib lulus "matric" dengan minimum tiga mata pelajaran tingkat tinggi dan bukan sekadar lulus (standar). Malah beberapa universitas prestisius akan mengenakan syarat akademik yang lebih tinggi. Walaupun begitu, mereka yang lulus "National Senior Certificate" layak untuk belajar di "technikon" atau kampus teknikal.
Di bawah sistem apartheid, sistem pendidikannya dirangka berdasarkan warna kulit yaitu kementerian yang berbeda untuk pelajar kulit putih, berwarna, Asia, dan kaum kulit hitam di luar Bantustan. Pengasingan ini telah menghasilkan 14 kementerian pendidikan yang berbeda di negara ini.
Penstrukturan sistem pendidikan selepas era-apartheid merupakan tantangan yang besar bagi pemerintahan negara ini. Pemerintahan baru telah membentuk suatu sistem pendidikan nasional tanpa diskriminasi kaum tetapi menggabungkan 14 kementerian pendidikan merupakan tugas yang sukar. Oleh karena itu pada Februari 1996, Kementerian Pendidikan telah meluncurkan suatu kurikulum baru yang dinamakan "Curriculum 2005". Kurikulum ini yang akan menggantikan dasar pendidikan berdasarkan apartheid, akan memberi tumpuan kepada hasilnya yaitu pelajar akan menjadi lebih proaktif dalam lingkungan di sekitarnya dan juga di dalam masyarakat. Untuk mencapai obyektif ini, pada 1999 pemerintahan telah menyediakan 5,7 persen anggaran belanja untuk sektor pendidikan termasuk membangun 2.000 sekolah-sekolah baru, 65.000 ruang kelas yang baru dan beralatan lengkap, 60.000 guru-guru yang terlatih dan 50 juta buku teks yang dicetak.
Pada 2004, Afrika Selatan mempunyai 366.000 guru dan hampir 28.000 sekolah-sekolah -termasuk 390 sekolah khusus dan 1.000 sekolah swasta. Dari jumlah ini, 6.000 adalah sekolah tinggi (tingkat 7 hingga tingkat 12) dan selebihnya adalah sekolah dasar (tingkat 1 hingga tingkat 6).
Afrika Selatan juga mempunyai suatu sistem pendidikan tinggi yang maju, yang juga dipisahkan mengikut ras sewaktu era apartheid. Pada 1995 terdapat 385.000 pelajar yang belajar di 21 universitas dan 190.000 pelajar di "technikon" (institut teknikal atau vokasional). Hampir 37 persen adalah dari golongan kulit putih. Tetapi sejak 1994, penyertaan pelajar kulit hitam di universitas-universitas yang dikhususkan untuk pelajar kulit putih telah bertambah secara mendadak.[3] 
4.      Kebijakan di bidang pendidikan agama
Afrika Selatan , mengajar dan belajar tentang agama di sekolah umum adalah berubah dengan cepat , bidang pendidikan menarik . Afrika Selatan beruntung memiliki sebuah konstitusi , Departemen Pendidikan , dan Menteri Pendidikan , Profesor Kader Asmal , jelas berkomitmen untuk memajukan hak asasi manusia . Oleh karena itu , sebagai masalah prinsip , setiap kebijakan yang berkaitan dengan agama dalam pendidikan sekolah harus konsisten dengan nilai-nilai konstitusi dan keharusan sosial membangun budaya hak asasi manusia di pasca - apartheid Afrika Selatan . Pendidikan tentang agama , dalam konteks ini , sedang diupayakan dalam kerangka hak asasi manusia .
           Sehubungan dengan agama , kebijakan pemerintah secara umum telah mengadopsi "model koperasi " untuk hubungan antara banyak agama dan negara , bukan pengaturan berdasarkan pembentukan teokratis , antagonisme anti - agama , atau pemisahan yang ketat. Dengan menandai acara-acara publik utama dengan doa dari tradisi agama yang berbeda , pemerintah telah mengakui potensi untuk banyak agama dari negara untuk bekerja sama dalam membangun satu , bersatu negara Afrika Selatan . Dalam pendidikan publik , namun , Departemen Pendidikan telah membuat perbedaan yang berprinsip antara berbagai kepentingan keagamaan , yang terbaik dilayani oleh rumah , keluarga , dan komunitas agama , dan kepentingan umum nasional di bidang pendidikan tentang agama , agama , dan keragaman agama di Afrika Selatan . Pembagian kerja tercermin dalam Laporan Kurikulum Revisi Nasional yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan selama tahun 2002 :
                                                                                                                    
          Pendidikan Agama bersandar pada pembagian tanggung jawab antara negara di satu sisi dan badan keagamaan dan orang tua di sisi lain . Pendidikan Agama , oleh karena itu, memiliki kewarganegaraan daripada fungsi agama , dan mempromosikan hak-hak dan tanggung jawab sipil . Dalam konteks Konstitusi Afrika Selatan , Pendidikan Agama kontribusi untuk kerangka yang lebih luas pendidikan akan berkembang di setiap pelajar pengetahuan , nilai-nilai , sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk beragam agama untuk hidup berdampingan dalam masyarakat multi- agama . Individu akan menyadari bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat yang lebih luas , dan akan belajar untuk melihat identitas mereka sendiri selaras dengan orang lain . ( Departemen Pendidikan 2002a ; 2002b ) .
           Istilah "pendidikan agama" dapat ditemukan dalam sejarah Afrika Selatan khas perlawanan, pengasingan, dan kembali. Basil Moore, yang berperan penting dalam publikasi koleksi pertama esai dalam teologi hitam (Moore, 1973), pergi ke pengasingan, belajar di Inggris, dan akhirnya menjadi Profesor Pengembangan Kurikulum di University of South Australia, di mana ia mengembangkan pedoman "pendidikan agama" (Moore, 1991; Moore dan Habel, 1982). Kembali untuk kunjungan diperpanjang ke Afrika Selatan pada awal 1990-an, Basil Moore diperpanjang kontak agamanya dengan teolog hitam tapi dia juga memperkenalkan karyanya pada "pendidikan agama" untuk banyak pendidik Afrika Selatan. Kebijakan baru dari Departemen Pendidikan mengingat perbedaan berprinsip Basil Moore antara kepentingan agama "pendidikan agama" dan tujuan pendidikan "pendidikan agama." Mengadopsi kebijakan pendidikan agama, daripada terus kebijakan sebelumnya pengajaran agama, Departemen Pendidikan telah menekankan hasil pendidikan, serta manfaat sosial, dalam mengajar dan belajar tentang agama, agama, dan keragaman agama.[4]

5.      Kebijakan di bidang manajemen pendidikan formal
Jenjang pendidikan formal di Afrika Selatan terdiri dari :
· General Education and Training (GET)
· Further Education and Training (FET)
· Higher Education and Training (HET)
Selain secara formal pendidikan di Afrika Selatan juga mengembangkan pendidikan usia dini yang disebut Early Chilhood Development, pendidikan untuk orang dewasa yang disebut Adult Basic Education and Training, dan pendidikan untuk peserta didik yang memiliki masalah khusus yang disebut Education of Learners with Special Education Needs.
General Education and Training (GET) merupakan jenjang pendidikan dasar. Jenjang pendidikan ini dimulai dari grade R sampai grade 9.Grade R disebut juga grade 0. Grade 1 sampai 6 disebut primary school, sedangkan grade 7 sampai 9 disebut Secondary School. Di Indonesia juga dimulai dari kelas 0 sampai kelas 9, atau sama dengan TK, SD dan SMP. Selain mengenal grade, di Afrika Selatan juga mengenal phase.Grade R sampai 3 disebut Foundation Phase, Grade 4 sampai 6 disebutIntermediate Phase, sedangkan grade 7 sampai 9 disebut Senior Phasedan grade 10 sampai 12 disebut advance phase. Adanya phase ini sebetulnya hanya untuk membedakan isi materi pelajaran dan strategi pembelajaran yang berkaitan dengan psikologi perkembangan siswa saja.
Grade merupakan kelas dalam suatu sekolah di Afrika Selatan.
Further Education and Training (FET) merupakan jenjang pendidikan menengah. Jenjang ini dimulai dari grade 10 sampai grade 12 yang disebut Senior School atau disebut juga matric atau sama dengan SMA di Indonesia. Seorang siswa yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi terlebih dahulu harus lulus ujian matric yaitu ujian yang dilakukan secara nasional terhadap tiga mata pelajaran yang telah ditentukan.
Higher Education and Training (HET) adalah jenjang pendidikan tinggi yang berupa diploma, sarjana, pasca sarjana dan post doctoral. Di Indonesia lebih dikenal S0, S1, S2, S3 dan post doctoral.
Mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang sudah tentu berbeda baik nama maupun isi mata pelajaran tersebut. Pada jenjang GET mata pelajarannya terdiri dari delapan mata pelajaran yaitu seperti berikut ini.
1. Arts and Culture.
2. Economic and Management Sciences
3. Languages
4. Life Orientation.
5. Mathematics.
6. Natural Sciences.
7. Social Sciences.
8. Technology
Mata pelajaran pada jenjang FET adalah sebagai berikut.
 Accounting. , Geography, Agricultural Management Practices, History, Agricultural Sciences, Hospitally Studies, Agricultural Technology, Information Technology, Business Studies,  Languages, Civil Technology, Life Orientation, Computer Applications Technology, Life Sciences, Consumer Studies, Mathematical Literacy, Dances Studies, Mathematics. Design. Mechanical Technology, Dramatic Arts, Music, Economics, Physical Sciences, Electrical Technology, Religion Studies, Engineering Graphics Design, Tourism,Visual Arts.
Mata Pelajaran pada jenjang HET disesuaikan dengan program studi atau fakultas masing-masing perguruan tinggi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.[5]

6.      Dinamika dalam Pengembangan Kurikulum di Afrika Selatan
Kurikulum 2005 ini beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 2007 mengalami revisi yang disebut Revised National Curriculum Statement (RNCS). Sehubungan dengan perubahan kurikulum tersebut, tentu terdapat alasan-alasan yang melatarbelakanginya atau prinsip-prinsip yang terkandung atau yang dinginkan oleh kurikulum tersebut.
Curriculum 2005 (Afsel) mempunyai tujuan seperti yang dikemukakan oleh Pemerintah Afrika Selatan dalam Website nya sebagai berikut : The National Curriculum Statement (NCS) aims to develop the full potential of all learners as citizens of a democtaric South Africa. It seeks to create a lifelong learner who is confident and independent: literate, numerate and mutiskilled; and compassionate, with respect for the invirenment and the ability to participate in society as a ctritical and active citizen.
Kurikulum nasional bertujuan untuk mengembangkan semua potensi peserta didik sebagai warga negara Afrika Selatan yang demokrasi. Kurikulum ini mencari dan menciptakan suatu peserta didik sepanjang hayat yang percaya diri dan mandiri yaitu melek huruf , melek angka, dan kecakapan majemuk serta keprihatinan, dengan tanggap terhadap lingkungan dan kecakapan berpartisipasi dalam kehidupan sosial sebagai warga negara yang aktif dan kritis).   Sedangkan kurikulum hasil revisi (The Revised National Curriculum Statement) mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Social tranformation (transformasi sosial)
b. Outcomes based education (pendidikan berbasis lulusan)
c. High knowledge and high skills (pengetahuan dan keterampilan yang tinggi)
d. Intergration and applied competence (kompetensi yang dapat diterapkan dan terintegrasi
e. Progression (meningkat/ maju)
f. Articulation and portability (berkesinambungan )
g. Human right, inclusivity,environmental and social justice (hak azazi manusia, menyeluruh, lingkungan, dan keadilan sosial)
h. Valuing indigenous knowledge systems (Penilaian sistem pengetahuan murni )
i. Credibility, quality and effisiency (dapat dipercaya, berkualitas dan tepat waktu)
7.      Pengembangan Pendidikan dan Tenaga Pendidikan
Pendidikan berbasis hasil /lulusan Pendidikan berbasis lulusan (OBE) menjadi dasar kurikulum yang berusaha sedapat Mengembangkan potensi  peserta didik dengan mencapai hasil belajar yang maksimal dengan menetapkan hasil belajar yang ingin dicapai pada akhir proses belajar mereka. OBE mendorong pendekatan berpusat pada peserta didik dan berbasis aktivitas pendidikan. Kurikulum Nasional menyatakan bahwa lulusan kelas  10 – 12 adalah mampu bersikap kritis dan memiliki mental pembangunan. Hal ini dikembangkan melalui proses pendidikan yang demokratis. Dengan demikian lulusan harus dapat :
Mengidentifikasi dan memecahkan masalah dan membuat keputusan menggunakan     pemikiran kritis dan kreatif;
Bekerja secara efektif dengan orang lain sebagai anggota tim, kelompok, organisasi dan    masyarakat;
Mengatur dan mengelola diri mereka sendiri dan kegiatan mereka secara bertanggung     jawab dan efektif;
Mengumpulkan, menganalisis, mengatur dan mengevaluasi secara kritis informasi;
Berkomunikasi secara efektif menggunakan keterampilan visual, simbolik dan / atau     bahasa dalam berbagai modus; – penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi secara efektif dan kritis menunjukkan tanggung jawab terhadap lingkungan dan kesehatan orang lain; dan – menunjukkan pemahaman dunia sebagai seperangkat sistem yang terkait dengan pemecahan  masalah dengan terbuka.
Pembangunan  membutuhkan lulusan peserta didik untuk dapat:
■ Merefleksikan dan mengeksplorasi berbagai strategi untuk belajar lebih efektif;
■Berpartisipasi sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam kehidupan lokal,   masyarakat nasional dan global;
■ Secara budaya dan estetis sensitif di berbagai konteks sosial;
 ■ Mengeksplorasi pendidikan dan peluang karir; dan
■ mengembangkan peluang kewirausahaan.
Pada tahun 1960 , teori kecerdasan ganda memaksa pendidik untuk mengakui bahwa ada banyak cara untuk memproses informasi untuk memahami dunia. Sampai saat dunia Barat hanya menghargai kemampuan orang yang menguasai linguistic tertentu, dan matematis maka ia dihargai sebagai orang-orang ‘ cerdas’ Sekarang orang mengakui keanekaragaman sistem pengetahuan melalui pemahaman dimana mereka tinggal . Sistem pengetahuan adat dalam konteks Afrika Selatan mengacu pada tubuh pengetahuan tertanam dalam pemikiran filsafat Afrika dan praktik sosial yang telah berevolusi selama ribuan tahun . Pada Kurikulum kelas 10 – 12 ( Umum ) ditanamkan sistem pengetahuan adat. Ini adalah sebuah pengakuan terhadap kekayaan sejarah dan warisan negeri ini sebagai kontributor penting untuk memelihara nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi. Beberapa perspektif yang berbeda mungkin telah dimasukkan untuk membantu memecahkan masalah di segala bidang .
Kredibilitas, kualitas dan efisiensi Kurikulum 10 – 12 (Umum) bertujuan untuk mencapai kredibilitas melalui agenda transformasional dan melalui penyediaan pendidikan yang sebanding dengan kualitas, keluasan dan kedalaman dengan negara-negara lain. Jaminan kualitas yang akan diatur oleh persyaratan Kualifikasi Afrika Selatan Act Authority (UU 58 Tahun 1995), Pendidikan dan Pelatihan Peraturan Jaminan Mutu, dan Umum dan Pendidikan Lanjutan dan Pelatihan Jaminan Qualitas Act (UU 58 Tahun 2001).[6]
8.      Pembiayaan pendidikan
Biaya pendidikan di Afrika Selatan cukup tinggi. Dari 300 negara yang disurvei lembaga survei Xpatulator pada tahun 2011, Johannesburg adalah kota dengan biaya tertinggi ke-45 di dunia dan Cape Town adalah kota dengan biaya tertinggi ke-68. Banyak fasilitas pendidikan yang sangat baik untuk dipilih di Afrika Selatan. Namun ada perbedaan besar dalam biaya yang ditawarkan lembaga swasta dan lembaga pemerintah.
Biaya kuliah di Afrika Selatan bervariasi tergantung pada universitas. Tapi, untuk memberikan gambaran biaya perkiraan, biaya untuk mahasiswa internasional pada tahun 2014 di University of Cape Town yang mempunyai peringkat tertinggi Afrika Selatan adalah:
- R22,200 (Rp 24,557,680.82) ditambah biaya administrasi SADC R3,000 (Rp 3,318,605.52) bagi mahasiswa dari negara Komunitas Pengembangan Afrika Selatan (SADC) dan mahasiswa Afrika non-Selatan yang tidak memiliki tempat tinggal permanen tetapi membayar biaya lokal 
- R70,000 (Rp 77,434,128.71) untuk mahasiswa internasional waktu penuh 
- R45,000 (Rp 49,779,082.74) untuk mahasiswa pasca-sarjana internasional waktu penuh (untuk kuliah dan modul disertasi) 
- R3,275 (Rp 3,622,811.02) untuk mahasiswa pasca-sarjana internasional yang mengambil disertasi saja atau mengambil gelar PhD .
Banyak fasilitas pendidikan yang sangat baik untuk dipilih di Afrika Selatan. Namun ada perbedaan besar dalam biaya yang ditawarkan lembaga swasta dan lembaga pemerintah. Banyak universitas di Afrika Selatan menawarkan program beasiswa berdasarkan prestasi akademis dan kebutuhan keuangan untuk gelar S2 dan S3. 

Sewa Per Bulan:
Apartemen (1 kamar tidur) di Pusat Kota Rp 5,009,225.37 
Apartemen (1 kamar tidur) luar Pusat Kota Rp 3,991,986.98 
Apartemen (3 kamar tidur) di Pusat Kota Rp 10,392,626.13 
Apartemen (3 kamar tidur) luar Pusat Kota Rp 8,324,137.30 






BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Bentuk pemerintahan Afrika selatan adalah Republik dengan dikepalai oleh Presiden. Sistem pemerintahan di Afrika Selatan adalah presidensil. Demografi di Afrika Selatan dibagi menjadi empat kumpulan utama yaitu: orang kulit hitam, orang kulit putih, orang berwarna (orang dari Asia atau berdarah campuran) dan orang berbangsa India. Di Afrika Selatan, masa persekolahan adalah selama 13 tahun - atau tingkat.
      Kebijakan pemerintah secara umum telah mengadopsi "model koperasi " untuk hubungan antara banyak agama dan negara , bukan pengaturan berdasarkan pembentukan teokratis , antagonisme anti - agama , atau pemisahan yang ketat.sedangkan jenjang pendidikan formal di Afrika Selatan terdiri dari 3 tingkat.
Adapun biaya pendidikan di Afrika Selatan tergolong cukup mahal.










DAFTAR PUSTAKA

https://heragoeroeblogdotcom.wordpress.com/2014/06/10/analisis-kurikulum-di-afrika selatan-dan-indonesia-3/ . (di akses tanggal 2 mei 2015)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar